Jangan Tolak Orang-Orang Hebat Ini dalam Hunian Anda, Atau Anda Bakal Menyesal

business-1219868_1920
Sumber: helpsg

Dunia saat ini menjadi makin superfisial, yakni makin mendewakan apa yang tampak di kulit luar. Sebagai akibatnya, atribut-atribut luar dalam diri orang-orang menjadi lebih penting dari orang itu sendiri.

Kecenderungan tersebut membuat orang memandang sebelah mata mereka yang seharusnya memiliki sejuta kelebihan, namun tidak dapat melihatnya. Boro-boro tinggal bersama setahun lebih di apartemen atau rumah, menyapa saja kita banyak berpikir.

Padahal, nyesel banget, lho, kalau kita sampai menolak kehadiran orang-orang ini di hunian jenis apapun yang kita singgahi. Bukan hanya pribadi kita sendiri yang mengalami rugi secara finansial, melainkan kita juga melewatkan kesempatan-kesempatan penting yang membentuk hidup kita saat menolak kehadiran orang-orang ini di daerah hunian kita:

1. Tante-Tante Cerewet

baby-17343_1920
Sumber: PublicDomainPictures

Tipe “orang hebat” satu ini boleh dibilang cukup ngenes. Ia perempuan (yang hingga saat ini diidentikkan dengan kelemahan), tidak memiliki skill apapun yang menonjol, dan bisanya “cuman” dakwah gak jelas. Banyak yang terganggu dengan kehadirannya, karena itu saat kita membeli atau menyewa hunian pun, kita mengusahakan agar jangan sampai sekamar dengan si “tante-tante cerewet”.

Masalah menjadi semakin besar ketika tante-tante satu ini memiliki anak yang berisik atau membawa keluarga besarnya. Bukan hanya kita dibuat “takjub” dengan barang bawaannya yang serba berat dan besar, namun juga kelakuannya yang seolah tidak pernah berhenti ngomongin orang di belakang.

Menyebalkan, memang, namun jangan salah, tipe ini hampir selalu ada di mana-mana. Sudah begitu, mereka umumnya merupakan orang berduit yang sudah membeli beberapa tipe hunian yang berbeda-beda. Hayo, manusia mana sekarang yang tidak suka dihujani uang?

Selain itu, biasanya kita melabeli ibu-ibu hebat ini sebagai “cerewet” karena diri kita sendiri yang tidak membuka diri untuk nasihat yang dapat membentuk pribadi kita jadi lebih baik. Padahal, apapun yang mereka lakukan, itu semua adalah untuk kebaikan semua penghuni agar penghuni tetap senang tinggal dalam hunian mereka. Makanya, yuk, mulai sekarang, jangan abaikan tante-tante “cerewet” yang datang ke hunian kita!

2. “Abang Tukang”

worker-694267_1920
Sumber: skeeze

Karena bukan tukang (atau pengrajin) dalam artian sebenarnya, maka saya memberikan tanda kutip di poin ini. Secara sederhana, “abang tukang” adalah mereka yang penampilannya serba kusut dan terkadang menimbulkan bau yang tidak sedap. Biasanya laki-laki, namun bukan berarti tidak ada perempuan yang tidak termasuk di dalamnya.

Kalau hunian kita memiliki 2 tempat tidur atau lebih, sementara ada satu yang kosong dan kita menyewakannya, kita justru mendapatkan orang-orang semacam ini. Mau kita tolak, tapi dia orang yang paling “ngotot” bersama kita, tapi, masa’ kita mau bilang “Yes,” semudah itu ke orang-orang yang kebersihannya kurang seperti ini?

Sepengetahuan saya, orang-orang hebat jenis “abang tukang” ini adalah orang-orang yang cerdas. Beberapa di antaranya sudah menempuh pendidikan yang tinggi. Jangan keburu mengecap mereka sebagai orang gila, karena sesungguhnya, mereka-lah yang memberikan masukan-masukan berharga agar hunian kita menjadi lebih menyenangkan untuk ditinggali.

Lagipula kalau kita berpikir “hanya” ingin memanfaatkan mereka, jangan lupa, terkadang tanpa kita sadari mereka pun telah bekerja dan memperoleh penghasilan yang lumayan untuk kita ajak kerja sama. Jangan lupa paragraf sebelumnya: Mereka pintar. Hmmm… Masih mau menolak keberadaan orang hebat satu ini?

3. Orang yang Selalu Gloomy

guitar-1139397_1920
Sumber: langll

Nah, poin ketiga ini kebalikannya tipe “abang tukang” di poin sebelumnya, dalam hal ini penghuni perempuan banyak yang termasuk dalam poin ketiga ini. Seperti namanya, orang-orang “gloomy” ini cenderung merasa susah dan bosan hidup tiap saat.

Mungkin juga, banyak di antara kita yang tidak tahan dengan sikapnya yang selalu curhat tanpa bersedia menerima solusi sedikitpun. Padahal, sama dengan “abang tukang” maupun tante-tante cerewet, si gloomy pun memiliki kehebatan yang bila dikeluarkan akan membuat orang tercengang-cengang.

Biasanya, orang-orang gloomy adalah pekerja kreatif yang baik dan profesional. Tidak sedikit pula di antara mereka yang merupakan penulis novel, puisi, sastra, dan lain-lain yang telah meraup pendapatan 6-digit. Karena masih sedikitnya spot lamaran pekerjaan untuk industri kreatif, sayang sekali kalau kita harus “mengeliminasi” orang ini.

Alternatifnya, kalau kita sudah tahu orang-orang gloomy ini berbakat dalam bercerita dan mereka tidak menyadarinya, inilah saatnya bagi kita untuk membantu memaksimalkan potensi mereka. Lagipula, saat menemukan hal-hal yang tidak cocok dengan diri kita, seharusnya kita berinisiatif untuk mengubahnya menjadi tempat yang menyenangkan alih-alih mengeluh soal keadaan yang tidak kunjung membaik.

***

Nah, sekarang kita dapat melihat orang-orang terpinggirkan ini ternyata memiliki banyak kehebatan yang tidak dunia lihat. Makanya, mulai sekarang, terimalah keberadaan orang-orang hebat ini. Jangan menolaknya, karena sekalinya kita menolak orang-orang hebat ini, tidak akan ada kesempatan untuk menoleh ke belakang.

Leave a Reply