Barang-Barang Kebutuhan Hidup Ini Terlihat Masuk Akal Kalau Dibawa ke Apartemen, Padahal Kenyataannya Tidak

bellman-luggage-cart-104031_1920
Sumber: JamesDeMers

Sebagaimana telah diungkapkan pada artikel sebelumnya mengenai hal-hal yang harus diperhatikan terkait memperingan barang bawaan di apartemen, penentuan prioritas barang bawaan bisa jadi salah satu aspek yang paling dilematis dalam menentukan barang mana yang harus dibawa dan barang mana yang sebaiknya ditinggal di rumah.

Salah satu tahapan awal untuk menentukan prioritas barang jenis apa saja yang dibawa adalah “membuang” jenis-jenis barang tertentu yang kita anggap sebagai kebutuhan hidup, padahal sebenarnya merupakan jenis-jenis barang yang harus dibuang jauh-jauh supaya tidak memberatkan bawaan.

Karena itu, sebagai “tindak lanjut” dari poin artikel sebelumnya, artikel ini akan membahas barang-barang kebutuhan hidup apa saja yang tidak seharusnya ada pada daftar bawaan kita saat tinggal di apartemen yang baru. Daftar barang yang disajikan di bawah ini dapat Anda jadikan referensi:

1. Televisi

sharp-1844964_1920
Sumber: Pexels

Benda berbentuk segiempat atau persegi panjang ini favorit dibawa oleh keluarga yang menyewa atau membeli apartemen unfurnished. Meskipun saat ini popularitas televisi berlayar datar atau LED jauh melebihi TV tabung, kenyataannya jumlah mereka yang membawa TV tabung tidak kalah banyak dibandingkan yang membawa televisi “kekinian” yang layarnya lebih slim.

Mau lebih “hebat” lagi? Ada! Tidak cukup hanya membawa televisi, orang-orang “nekat” ini membawa parabola bersama dengan mereka saat singgah di apartemen baru. Belum lagi disertai dengan barang-barang bawaan berat lain seperti rice cooker. Waduh… Itu euforia habis menang lomba panjat pinang atau pindah ke apartemen?

Inilah kecerdikan sekaligus kelicikan dunia, karena dapat menipu kita untuk berpikir kebutuhan sekunder atau tersier adalah kebutuhan primer dan sebaliknya. Hati-hati, televisi itu termasuk kebutuhan sekunder, karena hiburan dalam televisi tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan manusia yang paling mendasar atau primer.

Kalau memang kebelet dengan televisi, paling tidak Anda dapat membelinya di daerah-daerah terdekat. Jangan salah, sekarang ini tempat-tempat yang sempit dan kecil pun menjual televisi lengkap dengan parabolanya. Kalau tidak, belilah secara online selagi Anda berada di apartemen.

2. Batu Bata

mason-2376322_1920
Sumber: reksik004

“Wah, gan… Mau nimpuk reputasi TS-nya topik mana?” Mungkin itu yang ada di pikiran kita, Kaskusers, yang teringat soal bata merah sebagai perlambang reputasi buruk di Kaskus. Siapa sangka, nimpuk-menimpuk batu bata ini juga berlaku di dunia nyata.

Siapapun yang membawa serta batu bata dianggap sebagai orang yang mau nimpuk atau menghajar orang atau sekelompok orang lainnya. Maka, tidak heran kalau kita tidak segera paham mengenai larangan membawa batu bata sebagai kebutuhan hidup di apartemen, karena jarang di antara kita yang melakukannya, ‘kan?

Meskipun jarang, kenyataannya banyak pula penghuni yang membawanya, terutama penghuni apartemen asal luar negeri. Alih-alih untuk menghajar orang, mereka biasanya menggunakan batu bata untuk mengganjal pintu atau apapun yang tidak bisa mereka tutup.

Hal ini tidak sepenuhnya dapat disalahkan, mengingat cara membuka pintu di luar negeri berbeda dengan cara membuka pintu di sini. Namun, sadarkah kita mengenai bahayanya membawa batu bata ke mana-mana?

Di balik penampilannya yang terlihat sederhana, batu bata amatlah berat. Selain itu, batu bata memiliki struktur yang gampang rusak, rapuh, atau terbakar. Hmmm… Bisa dibayangkan hukuman apa yang akan kita terima dari pemilik apartemen kalau tanpa sengaja membakar kamar sendiri.

3. “Extra Bed” dari Rumah

bed-913051_1920
Sumber: khitk

Kalau yang ini, tidak harus menunggu seseorang tinggal atau menyewa apartemen yang unfurnished, karena ternyata beberapa penghuni apartemen “tingkat” furnished ke atas juga ada yang membawa serta hal ini. Lagi-lagi, rombongan keluarga besar menjadi “tersangka utama” membawa barang yang sebenarnya tidak perlu ini, karena mereka merasa jumlah kasur yang ada kurang banyak.

Padahal, beberapa apartemen biasanya telah menyediakan extra bed, terutama apabila kita menyewa apartemen di pusat kota. Biasanya, extra bed ini telah tercakup dalam total harga dan cicilan apartemen yang harus kita bayarkan, sehingga kita tidak perlu lagi mengusung extra bed bersamaan dengan barang bawaan yang lain yang lebih penting.

Kemudian, kita perlu juga untuk mempertimbangkan luas kamar apartemen. Jangan memaksakan diri membayar murah untuk luas kamar yang tidak dapat ditempati oleh extra bed, di saat yang sama menaruh terlalu banyak extra bed akan menyulitkan kita dalam upaya perawatan dan pembersihan apartemen.

Hal lain yang perlu kita ingat adalah impresi sesama penghuni yang bisa menjadi negatif kalau ke mana-mana kita pergi selalu memboyong extra bed. Apalagi kalau kita menggotong bersama dengan selimut, guling, bantal, dan lain-lain…. Terdengar kurang kerjaan, memang, tapi itu sering terjadi dan cukup konyol untuk dilihat.

***

Ketiga hal di atas sering disalahmengerti generasi kini sebagai kebutuhan hidup yang utama, padahal sesungguhnya jauh dari itu. Lagipula, barang-barang “kebutuhan hidup” ini bisa, kok, dipinggirkan demi kenyamanan saat membawa barang bawaan berat lain yang lebih penting. Jadi, mengapa harus membawanya?

Leave a Reply