Daerah Pembantu yang Dapat Mengembangkan Produktivitas Pembantu: Apa Saja Itu?

sweet-white-mature-vintage-1807547_1920
Sumber: sasint

Asisten Rumah Tangga (ART, atau “pembantu” dalam bahasa sehari-hari) sering dianggap “hanya” sebagai asisten peringan beban. Sebagai dampaknya, kita jarang melihat para pembantu ini diberi semacam “daerah khusus”, termasuk pada saat melakukan sewa apartemen.

Absennya daerah pembantu ini membuat sebagian besar pembantu menjadi tidak nyaman. Beberapa tidak betah berlama-lama dan produktivitas terus menurun, sehingga banyak yang menjadi kurang termotivasi dengan adanya daerah yang dikhususkan untuk kegiatan serta penampungan kehidupan mereka yang lebih layak.

Dalam apartemen, memang “tempat khusus” pembantu hanya ada kamar mandi dan/atau kamar tidur, namun, apa yang membuat hal tersebut spesial? Setelah saya kaitkan dengan masalah produktivitas, paling tidak inilah poin-poin tentang daerah pembantu yang dapat saya rumuskan:

1. Kamar Mandi Memicu Pembantu Untuk Rajin

bathroom-2094714_1920
Sumber: jarmoluk

Bagi kita yang sering melihat kamar mandi pembantu di berbagai apartemen yang ada dalam situs ini maupun jual-apartemen.com, kita akan tahu kalau daerah pembantu memiliki porsi kamar mandi lebih kecil dibandingkan kamar mandi utama. Namun, semua ini belum cukup dalam merangsang produktivitas pembantu.

Ide yang baik adalah menempatkan kamar mandi pembantu yang terhubung dengan dapur. Jadi, setelah si pembantu telah selesai mandi, ia dapat langsung turun dan mengerjakan pekerjaannya, seperti masak atau mencuci piring. Dengan demikian, tidak akan ada ceritanya pekerjaan yang tertunda.

Alternatifnya, dengan kamar mandi yang fasilitasnya “seadanya”, para pembantu dapat terpicu untuk bekerja lebih cepat. Fasilitas yang “seadanya” dari kamar mandi pembantu akan meminimalisir kemungkinan berlama-lama di kamar mandi, sehingga akan meningkatkan produktivitas.

Untuk keamanan dan keselamatan kerja maksimal, lebih baik tangga penghubung dibuat kokoh dan panjang. Selain itu, pegangannya pun harus kokoh supaya sewaktu-waktu pembantu tidak jatuh di tengah-tengah pengerjaan tugas asistensinya.

2. Jangan Salah, Kamar Tidur Pembantu Dapat Dibuat Bagus dan Produktif

bedroom-2288559_1920
Sumber: 5288973

Sebagaimana kamar mandi pembantu, kamar tidur pembantu identik dengan daerah pembantu yang serba sempit dan minimalis. Biasanya, hanya ada sedikit ruang untuk jalan yang membuat pembantu berbadan “plus” menjadi susah bergerak.

Eits, jangan salah! Justru saat ini, banyak kamar tidur pembantu di apartemen seluruh dunia memiliki dekorasi dan desain yang tidak kalah dari kamar tidur utama. Coba lihat kamar tidur pembantu di Denpasar Residence Kuningan City, bisa-bisa yang melihat jadi iri!

Tidak berhenti sampai di sana, ranjang kamar tidur pembantu yang keras sesungguhnya adalah ranjang yang sehat. Mengapa? Ranjang yang cenderung kokoh, keras, dan lurus ini dapat membentuk tulang (terutama tulang belakang). Selain membuat postur tubuh menjadi tegak, ranjang seperti ini juga akan merangsang produktivitas karena kepadatan tulang meningkat.

Oh, ya, pernyataan di atas ini didasarkan pada pengalaman seseorang mengenai tulang yang retak, lho. Makanya, jangan remehkan daerah pembantu!

3. Ruang Tunggu sebagai Media Latihan Fisik Pembantu

sofa-186633_1920
Sumber: amarijts

Jangan salah paham mengenai bagian “media latihan fisik pembantu” yang saya singgung dalam poin ini. Alasannya, biasanya kita keburu gregetan begitu melihat pembantu dengan enaknya bersantai-santai di sofa, sehingga cenderung mengartikan “media latihan fisik” dengan cara lain.

Bukan berarti melakukan kekerasan fisik sebagai media latihan, jauh dari pada itu, ruang tunggu bermanfaat untuk melatih kelincahan dan daya tangkap pembantu. Ingat, fungsi ruang tunggu di kebanyakan apartemen di seluruh dunia cenderung menyamai ruang multifungsi, sehingga pengasahan produktivitasnya pun bisa multifungsi.

Dalam ruang tunggu, seorang pembantu dapat melatih diri untuk menyajikan minuman atau makanan dengan tatakan yang seimbang, sehingga tidak jatuh di tengah jalan. Ia juga dapat berlatih dengan salah satu alat kesukaannya, yakni remote televisi, untuk mengatur kelincahan saat ditugaskan bermain dengan si kecil.

4. Meeting Room Tempat Munculnya Ide-Ide dan Uneg-Uneg Produktif

chairs-2181919_1920
Sumber: Pexels

Jangan tanya mengapa pembantu kita terus-menerus mengeluh soal beban kerja, selalu berhasrat pulang kampung, malas-malasan, atau tidak produktif. Seringkali bukan fisik yang menjadi masalah, namun tanyailah pada diri kita sendiri, seberapa sering kita melibatkan mereka dalam memunculkan ide-ide atau saran baru tentang hal-hal yang bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik?

Ide ini sifatnya memang gila. Ia tidak bisa muncul di daerah-daerah pembantu yang “biasa” seperti kamar mandi atau kamar tidur. Sebaliknya, ia hanya muncul ketika ada banyak “kepala” bertemu dalam satu ruangan. Di manakah ruangan tersebut? Meeting room-lah jawabannya.

Dengan mempersilahkan mereka dalam bertukar pikiran, kita bukan hanya mengetahui “fungsi” mereka di sebatas dunia fisik saja. Kemungkinan besar, kita akan mengetahui kalau sebenarnya pembantu kita ini orang yang lebih pintar dibandingkan yang terlihat.

Bukan hanya sekadar inkubator ide, meeting room sebagai daerah pembantu juga cocok untuk para pembantu mengeluarkan uneg-uneg mereka. Inilah kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi diri sekaligus memberikan sarana-sarana atau fasilitas penunjang sehingga si pembantu dapat lebih produktif dan tidak cepat mengeluh soal tugasnya.

***

Kalau dari paparan di atas, kita tahu kalau bukan hanya kamar mandi dan kamar tidur pembantu saja yang dapat menjadi daerah pembantu untuk mengembangkan produktivitas mereka. Bila digunakan dengan baik, tempat-tempat seperti meeting room atau ruang tunggu juga dapat membuat mereka menjadi lebih produktif.

Lagipula, kalau pembantu makin produktif, bukankah kita yang senang karena beban kita makin berkurang? Bila bukan dari kita yang mendorongnya, siapa lagi yang akan melakukannya?

Leave a Reply